KEAMANAN DAN KESELAMATAN ANAK DALAM
LINGKUNGAN BELAJAR INDOOR DAN OUTDOOR
Lingkungan belajar baik didalam
kelas maupun diluar kelas merupakan isu yang selalu mendapat perhatian khusus
dalam penyelenggaraan pendidikan TK, karena lingkungan sekitar baik fisik
maupun non fisik mempengaruhi prilaku manusia. Contohnya adalah pengaturan
rumah. Rumah yang bersih dan rapi memberikan gambaran tentang kebiasaan
penghuninya yang hidup teratur dan menjaga kebersihan.
Bertitik tolak dari kesadaran bahwa
anak belajar dari interaksinya dengan lingkunag disekitarnya dan proses belajar
berjalan secara positif dan produktif maka pengaturan lingkungan belajar anak
perlu mendapat perhatian secara khusus.
Keberhasilan pelaksanaan program
untu pendidikan di TK sangat tergantung dari cara pengaturan lingkungan belajar
dan bermain serta penggunaan alat permainan baik didalam kelas maupun didalam
kelas. Kesenangan anak didik untuk bersekolah dipengaruhi oleh
lingkungan sekolah, maka pengaturan lingkungan, alat permainan pada khususnya,
dan sumber belajar pada umumnya harus rapi menarik dan dengan efisiensi yang
tinggi sehingga dapat dinikmati dan dirasakan oleh anak.
Tk
atau satuan Paud lain nya perlu di diseain agar menarik dan fungsional untuk
bermain dan belajar. menurut ki hajar dewantara,Tk/Paud sebaiknya dirancang
sehingga merupakan “taman” bagi anak. Tk,Play group atau tempat bermain perlu
dirancang sebaik mungkin agar aman ,nyaman,dan kondusif untuk belajar anak
.aman nyaman dan kondusif merupakan tiga kriteria utama dalam merancang tk .
Keamanan
perlu mendapat perhatian utama.jangan sampai anak mendapat musibah karena tidak
amannya lingkungan tk.untuk itu perlu ada
sistem keamanan untuk menghidari masuk nya orang lain yang ingin berbuat jahat
.
1.
Keselamatan
Anak Dalam Lingkungan Belajar Indoor
Keselamatan
adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya /
kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat diduga dan
tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan keamanan adalah
keadaan aman dan tentram.
a. Kebijakan
Keamanan Indoor
Lingkungan
indoor meliputi banyak tingkat yang dapat menimbulkan risiko . Bahaya datang
dari barang-barang rumah tangga, mainan , hewan , kompor dan peralatan lainnya
dapur , furnitur anak-anak , makanan , senjata api , perapian , cat . Keramik,
obat-obatan , tanaman , outlet listrik dan kabel , antara lain. Risiko dalam
ruangan lainnya termasuk praktik yang tidak aman pengasuh , kondisi dimonitor ,
dan perilaku anak-anak berdasarkan tingkat perkembangan , kemampuan fisik , dan
kesehatan emosional. Anak pengasuh harus memiliki kesadaran semua aksesori ,
perilaku , dan kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan atau cedera . Pengasuh
juga harus sesuai dengan semua peraturan yang mempengaruhi keselamatan dalam
perawatan seperti dari perizinan dan api papan .
Proses
manajemen risiko lingkungan indoor harus mencakup :
·
Indoor lingkungan perawatan anak :
memahami praktek-praktek keselamatan dalam ruangan dan aplikasi untuk manajemen
risiko yang berlaku untuk spesifik lingkungan penitipan anak.
·
Peralatan keselamatan didalam
ruangan : praktek untuk mencegah cedera dan mengelola keamanan pada peralatan
dalam ruangan.
·
keselamatan mainan : praktek untuk
mencegah cedera , menghapus mainan yang tidak aman , dan seleksi mengelola
mainan untuk anak-anak dalam perawatan.
·
Keselamatan Interpersonal : strategi
untuk mengembangkan pedoman untuk keselamatan interpersonal dan manajemen
konflik bagi anak-anak dalam perawatan.
·
Pengendalian racun : strategi untuk
mengembangkan pedoman untuk pencegahan racun dan perlindungan dalam perawatan
anak.
·
pencegahan api dan kebakaran :
strategi pendidikan dan promosi untuk model api yang baik dan membakar perilaku
dan praktek pencegahan.
·
Implikasi bagi pengasuh : metode dan
praktek pelaksanaan pendidikan, pengawasan , pengamatan , dan memanfaatkan
sumber daya luar
b.
Perangkat Keselamatan
Alat pengaman harus hadir dimanapun
berlaku dalam lingkungan perawatan anak dalam ruangan . Semua soket dinding
harus ditutup dengan colokan yang permanent. Semua laci yang dapat ditarik
keluar dan jatuh ke kepala anak atau tubuh bagian atas harus memiliki selot
keselamatan di dalamnya yang membuat mereka aman . Semua pintu yang dapat
mengakibatkan bahaya harus ditutup dan dikunci . Gerbang keamanan untuk
mencegah anak-anak yang merangkak naik atau jatuh dari tangga.
c. Peralatan
Keselamatan Dalam Ruangan
Peralatan yang digunakan dalam
perawatan anak harus kokoh dan bebas dari benda tajam atau sudut , serpihan ,
paku atau baut menonjol , bagian berkarat longgar, bagian-bagian kecil yang
berbahaya , atau cat yang mengandung timbal ( APHA & AAP , 2002 ) . Furniture
harus tahan lama , mudah dibersihkan , dan di mana ukuran yang tepat , anak.
Peralatan harus ditempatkan agar anak memiliki cukup kebebasan gerakan untuk
mencegah kecelakaan dan tabrakan dengan peralatan dan satu sama lain . Lihat
untuk mencari 2-3 untuk penempatan peralatan yang tidak tepat dan penempatan
yang tepat dari peralatan yang sama .
jangan
pernah meninggalkan boneka mainan besar dalam buaian . Jangan menempatkan
tempat tidur dekat jendela karena anak-anak dapat jatuh dari jendela , melukai
diri sendiri di atas pecahan kaca , atau terjebak dalam kabel dari jendela
nuansa atau tirai . Bantalan bumper harus aman terikat dengan buaian , harus
ada minimal enam senar dasi merata ditempatkan yang mencegah anak-anak
merangkak ke pembukaan dan menyesakkan, pastikan string dasi kurang dari 12
inci sehingga anak-anak tidak mencekik di dalamnya.
Ketika
kursi tinggi yang digunakan dalam perawatan anak, mereka harus memiliki tali
pengaman yang berlangsung antara kaki dan di sekitar pinggang . Kaki harus memiliki
dasar yang cukup luas sehingga kursi tinggi tidak akan terbalik . jika cat yang
digunakan pada kursi tinggi , itu harus bebas timah .
d. Sarana
Prasarana Perangkat Pembelajaran Indoor
Perangkat
sarana prasarana di ruang tertutup diisi berbagai fasilitas permainan indoor,
seperti balok dengan berbagai aturan, bola, benda menyerupai binatang,
mobil-mobilan, dan lain sebagainya. Saran prasarana ini akan merangsang
kreativitas anak dengan memberdayakan sarana prasarana yang ada diruangan
tersebut.
Berikut
ini adalah beberapa jenis alat permainan yang perlu disediakan di dalam ruang
atau aula tempat bermain anak, diantaranya:
· Balok dengan berbagai ukuran
· Balok yang terbuat dari gabus atau
kain
· Balok susun dengan ukuran beraturan,
dari yang kecil sampai yang besar
· Mozaik
· Benda-benda berbentuk geometri
· Papan berwarna-warni dengan
beranekaragam bentuk
· Menara susun beranekaragam bentuk,
misal: menara gelang, menara kubus, dsb.
· Berbagai gambar bertema yang
lengkap, misalnya: gambar dengan tema binatang, bangunan, dsb.
· Balok berbentuk huruf dan bilangan.
Masih
banyak lagi alat permainan yang dapat disediakan di aula atau ruangan tertutup
sebagai kawasan bebas bergerak untuk aak. Disamping kompleksitas alat bermain
diruang tertutup (aula), hal yang perlu diperhatikan adalah penataan atau
pengelolaannya.
2.
Keselamatan
Anak Dalam Lingkungan Belajar Outdoor
Autdoor adalah suatu kegiatan yang dilakukan diluar
ruangan kelas dan dapat di lakukan di alam terbuka yang mempunyai tempat luas.
Bermain outdoor
bagi anak usia dini sangat penting, karena kegiatan diluar ruangan ini
sangatlah menyenangkan. Sebagaian profesional dalam bidang anak usia dini
sepakat bahwa bermain dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan fisik,
kognitif, sosial dan emosional dengan penekanan pada berbagai aspek
perkembangan tergantung pada fokusnya dan program kegiatan yang diberikan. Frost
dan Worthman 1966 merangkum bagaimana masing-masing aspek perkembangan
dapat ditingkatkan melalui kegiatan bermain dan mengkalsifikasikan
tipe-tipe materi yang cocok untuk masing-masing perkembangan anak. dan penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak-anak berkembang di semua bidang
perkembangan sehingga menuntut orang dewasa berhati-hati dalam mengatur
dan merancang kegiatan outdoor dengan memperhatikan septi (keamanan) .
Tempat outdoor
juga haruslah mempunyai estetika harus menyenangkan, ruang outdoor harus menarik
indra. Talbot dan Frost 1966 setiap desaian dalam outdoor
haruslah dipertimbangkan tempat bermain yang menstimulus rasa tabjub dan
kepekaan indra anak, hal ini akan berpengaruh terhadap motivasi anak untuk
beraktivitas yang akhirnya meningkatkan kepekaan rasa anak dalam menyerap
estetika.
a.
Tujuan
Anak Belajar Outdoor
Dalam
kurikulum lingkungan bermain outdoor adalah hal yang memerlukan perhatian
yang sama dengan kegiatan di dalam kelas yang memperhatikan sofat emosional,
sosial, ekonomi, kognitif dan fisik :
1.
Tujuan
Perkembangan Emosional
·
Membuat
suatu keputusan yang diambilnya sendiri.
·
Merencanakan dan memiliki banyak ide
dalam segala bentuk permainan yang di berikan.
·
Memecahkan masalah dari setiap
permainan yang diberikan oleh guru pembimbingnnya, seperti membuat terowongan
dibukit pasir dan dapat melakukan perpindahan permainan dari satu
permainan ke permainan yang lain.
·
Menggali pengalaman melalui berbagai
peran dan kegiatan bermain.
·
Dapat bekerjasama dengan teman-teman
sepermainannya.
·
Mengembangkan pemahaman konsep awal
dalam bidang matematika
·
Memperkaca kosa kata dalam
berdialog.
2.
Tujuan
Perkembangan Fisik
·
Mengembangkan motorik kasar dalam
setiap kegiatan permainan sehari-hari. Seperti mendaki, bergelayutan, melompat,
loncat tali dan berlari-lari
·
Mengembangkan motorik halus seperti
bermainan dengan air dan pasir, menggambar, melukis, mengumpulkan benda-benda
kecil.
·
Menambah koordinasi gerakan
dengan mata dan tangan.
·
Mengatur keseimbangan badan dalam
melakukan kegiatan dalam permainan
·
Menambah kesadaran akan ruang dan
tempat tempat bermain.
·
Menunjukan ketekunan dan ketahanan
dalam melakukan kegiatan bermain dari sarana yang digunakan.
3.
Tujuan
Perkembangan Kognitif
·
Membuat
suatu keputusan yang diambilnya sendiri.
·
Merencanakan dan memiliki banyak ide
dalam segala bentuk permainan yang di berikan.
·
Memecahkan masalah dari setiap
permainan yang diberikan oleh guru pembimbingnnya, seperti membuat terowongan
dibukit pasir dan dapat melakukan perpindahan permainan dari satu
permainan ke permainan yang lain.
·
Menggali pengalaman melalui berbagai
peran dan kegiatan bermain.
·
Dapat bekerjasama dengan teman-teman
sepermainannya.
·
Mengembangkan pemahaman konsep awal
dalam bidang matematika
·
Memperkaca kosa kata dalam
berdialog.
b.
Sarana
Prasaran Perangkat Pembelajaran Outdoor
Selain
sarana prasarana dalam ruang atau indoor, lembaga PAUD juga harus melengkapi
sarana prasarana di ruang terbuka (outdoor atau lapangan). Isinya sama, yakni
berbagai fasilitas pembelajaran atau permainan. Hanya saja, bentuk dan jenisnya
lebih bervariasi sesuai dengan kondisi di luar ruangan yang ada. Jadi, selain
memfasilitasi sarana prasarana pada ruang tertutup atau aula, juga harus
disediakan sarana prasarana permainan di ruang terbuka atau lapangan.
Ruang
terbuka juga bisa menjadi wahana empiris terhadap beberapa alat permainan yang
terdapat dalam ruang tertutup. Sekedar contoh, jika di dalam ruang telah
terdapat berbagai gambar bertema, maka di alam terbuka anak dapat menyaksikan
bahkan bersentuhan secara langsung mwrupakan wujud nyata berbagai lukisan di
dalam aulanya. Sehingga anak-anak bisa melihat secara langsung, menyentuh
secara nyata (jika memungkinkan), mendengar suara aslinya, bahkan mencium aroma
berbagai binatang tersebut. Tentu hal ini mampu meningkatkan fungsi panca indra
anak secara maksimal.
Daya
tarik lapangan atau ruang terbuka bagi anak adalah perlengkapan berbagai
edukatif yang sangat bervariatif, seperti: menara, bola dunia, bak pasir, roda
berputar, dan lain sebagainya. Secara terperinci beberapa alat permainan edukatif
yang selayaknya tersedia diruang terbuka sebagai berikut:
· Kursi jungkit yang menyerupai
kuda-kudaan.
· Kolam renang dengan kedalaman 60- 80
cm
· Papan luncur di sebelah koalm renang
yang bentuknya menyerupai gajah
· Ban mobil bekas yang sudah di cat
untuk digelindingkan
· Titian berbentuk binatang yang
beragam
· Papan jungkit dari kayu
· Ayunan kursi dan ayunan gantung
· Bola dunia untuk bermainan memanjat
· Anyaman tali besar (tampar)
· Terowongan buatan atau
gorong-gorong, dan lain-lain.
Walaupun
ruang terbuka sebagai ruang belajar telah dilengkapi dengan berbagai permaian
yang disebutkan di atas, tetapi tetap saja tidak akamampu mewakili alam terbuka
secara luas. Jika ruang terbuka (lapangan) pada khususnya dan alam bebas pada
umumnya hendak dijadikan sebagai sumber belajar dan area bermain bagi anak,
maka syarat yang tidak boleh diabaikan adalah faktor keamanan. Guru dan orang
tua harus bisa menjamin dan memastika suatu area, baik lapangan atau alam
terbuka bebas dari tumbuhan liar, binatang berbisa, dan benda-benda tajam
lainnya, sehingga anak dapat bermain bebas dan sesuka hatinya tanpa ada rasa
takut terhadap benda-benda di alam terbuka tersebut.
Walaupun
demikian, pendampingan guru dan orangtua tetap diperlukan. Mengingat
kreativitas anak di alam terbuka sangat sulit dikendalikan. Dalam hal ini,
Sudono (2006) memberikan rekomendasi
bahwa perbandingan antara guru dan jumlah anak ketika karya wisata adalah 1
banding 5. Artinya setiap satu guru maksimal mendampingi 5 anak.
Satu
hal yang tidak boleh diabaikan dalam sarana prasarana pembelajaran, baik di
ruang tertutup maupun terbuka adalah, bahwa system layanan pembelajaran harus
mengakomodasi kemampuan, minat, dan kebutuhan anak. Sebab, hal ini akan
menimbulkan rasa aman dan nyaman dalam setiap mengikuti aktivitas pembelajaran.
3.
Manajemen
Perawatan Sarana Prasarana dan Penggunaan
Bagian ini membahas manajemen
perawatan sarana prasarana, khususnya berbagai permainan edukatif, baik indoor
maupun outdoor. Karena manajemen ini dianggap lebih penting dari pada manajemen
yang lain, seperti gedung, mengingat sirkulasi penggunaan relative riskin.
Disamping itu manajemen perawatan
sarana prasarana, khususnya permainan edukatif baik indoor maupun outdoor
sangat berkaitan awet tidaknya sebuah alat permainan edukatif. Bahkan merawat
jauh lebih penting dari pada membuat. Pengelolaan alat permainan edukatif yang
baik akan membuat anak senang bermain dan betah untuk menyelesaikan berbagai
permainannya. Menutut Cherry Clare, lingkungan sekolah mempengaruhi motivasi
bermain anak (Clare, 1972). Oleh karena itu menata atau mengatur alat permainan
sedemikian rupa sehingga menarik simpati anak sangat diperlukan. Dengan begitu
anak akan senang bermain dan belajar di sekolah.
Beberapa aspek penting dalam
pengelolaan alat permainan edukatif adalah perencanaan, pengadaan, perawatan
atau pengawetan, penggunaan, dan evaluasi sekaligus penghapusan.
SUMBER :
Aisyah, Siti. 2005. Bermain dan
Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka
Anggani, Sudono. 2000. Sumber
Belajar dan Alat permainan. Jakarta : Grasindo
Arikunto, Suharsimi. (1992). Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta :
Rajawali.
http://www.slideshare.net/NASuprawoto/standar-pendidikan-anak-usia-dini,
18.06, 1 november 2011

