Jumat, 20 Februari 2015

Keamanan Dan Keselamatan Anak Dalam Lingkungan Indoor Dan Outdoor



KEAMANAN DAN KESELAMATAN ANAK DALAM LINGKUNGAN BELAJAR INDOOR DAN OUTDOOR
Lingkungan belajar baik didalam kelas maupun diluar kelas merupakan isu yang selalu mendapat perhatian khusus dalam penyelenggaraan pendidikan TK, karena lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik mempengaruhi prilaku manusia. Contohnya adalah pengaturan rumah. Rumah yang bersih dan rapi memberikan gambaran tentang kebiasaan penghuninya yang hidup teratur dan menjaga kebersihan.
Bertitik tolak dari kesadaran bahwa anak belajar dari interaksinya dengan lingkunag disekitarnya dan proses belajar berjalan secara positif dan produktif maka pengaturan lingkungan belajar anak perlu mendapat perhatian secara khusus.
Keberhasilan pelaksanaan program untu pendidikan di TK sangat tergantung dari cara pengaturan lingkungan belajar dan bermain serta penggunaan alat permainan baik didalam kelas maupun didalam kelas. Kesenangan anak didik untuk bersekolah dipengaruhi oleh lingkungan sekolah, maka pengaturan lingkungan, alat permainan pada khususnya, dan sumber belajar pada umumnya harus rapi menarik dan dengan efisiensi yang tinggi sehingga dapat dinikmati dan dirasakan oleh anak.
Tk  atau satuan Paud lain nya perlu di diseain agar menarik dan fungsional untuk bermain dan belajar. menurut ki hajar dewantara,Tk/Paud sebaiknya dirancang sehingga merupakan “taman” bagi anak. Tk,Play group atau tempat bermain perlu dirancang sebaik mungkin agar aman ,nyaman,dan kondusif untuk belajar anak .aman nyaman dan kondusif merupakan tiga kriteria utama dalam merancang tk .
Keamanan perlu mendapat perhatian utama.jangan sampai anak mendapat musibah karena tidak amannya lingkungan tk.untuk itu perlu ada sistem keamanan untuk menghidari masuk nya orang lain yang ingin berbuat jahat .

1.      Keselamatan Anak Dalam Lingkungan Belajar Indoor
Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya / kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat  diduga dan tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan keamanan adalah keadaan aman dan tentram.

a.       Kebijakan Keamanan Indoor
Lingkungan indoor meliputi banyak tingkat yang dapat menimbulkan risiko . Bahaya datang dari barang-barang rumah tangga, mainan , hewan , kompor dan peralatan lainnya dapur , furnitur anak-anak , makanan , senjata api , perapian , cat . Keramik, obat-obatan , tanaman , outlet listrik dan kabel , antara lain. Risiko dalam ruangan lainnya termasuk praktik yang tidak aman pengasuh , kondisi dimonitor , dan perilaku anak-anak berdasarkan tingkat perkembangan , kemampuan fisik , dan kesehatan emosional. Anak pengasuh harus memiliki kesadaran semua aksesori , perilaku , dan kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan atau cedera . Pengasuh juga harus sesuai dengan semua peraturan yang mempengaruhi keselamatan dalam perawatan seperti dari perizinan dan api papan .
Proses manajemen risiko lingkungan indoor harus mencakup :
·         Indoor lingkungan perawatan anak : memahami praktek-praktek keselamatan dalam ruangan dan aplikasi untuk manajemen risiko yang berlaku untuk spesifik lingkungan penitipan anak.
·         Peralatan keselamatan didalam ruangan : praktek untuk mencegah cedera dan mengelola keamanan pada peralatan dalam ruangan.
·         keselamatan mainan : praktek untuk mencegah cedera , menghapus mainan yang tidak aman , dan seleksi mengelola mainan untuk anak-anak dalam perawatan.
·         Keselamatan Interpersonal : strategi untuk mengembangkan pedoman untuk keselamatan interpersonal dan manajemen konflik bagi anak-anak dalam perawatan.
·         Pengendalian racun : strategi untuk mengembangkan pedoman untuk pencegahan racun dan perlindungan dalam perawatan anak.
·         pencegahan api dan kebakaran : strategi pendidikan dan promosi untuk model api yang baik dan membakar perilaku dan praktek pencegahan.
·         Implikasi bagi pengasuh : metode dan praktek pelaksanaan pendidikan, pengawasan , pengamatan , dan memanfaatkan sumber daya luar

b.      Perangkat Keselamatan
Alat pengaman harus hadir dimanapun berlaku dalam lingkungan perawatan anak dalam ruangan . Semua soket dinding harus ditutup dengan colokan yang permanent. Semua laci yang dapat ditarik keluar dan jatuh ke kepala anak atau tubuh bagian atas harus memiliki selot keselamatan di dalamnya yang membuat mereka aman . Semua pintu yang dapat mengakibatkan bahaya harus ditutup dan dikunci . Gerbang keamanan untuk mencegah anak-anak yang merangkak naik atau jatuh dari tangga.
c.       Peralatan Keselamatan Dalam Ruangan
Peralatan yang digunakan dalam perawatan anak harus kokoh dan bebas dari benda tajam atau sudut , serpihan , paku atau baut menonjol , bagian berkarat longgar, bagian-bagian kecil yang berbahaya , atau cat yang mengandung timbal ( APHA & AAP , 2002 ) . Furniture harus tahan lama , mudah dibersihkan , dan di mana ukuran yang tepat , anak. Peralatan harus ditempatkan agar anak memiliki cukup kebebasan gerakan untuk mencegah kecelakaan dan tabrakan dengan peralatan dan satu sama lain . Lihat untuk mencari 2-3 untuk penempatan peralatan yang tidak tepat dan penempatan yang tepat dari peralatan yang sama .
jangan pernah meninggalkan boneka mainan besar dalam buaian . Jangan menempatkan tempat tidur dekat jendela karena anak-anak dapat jatuh dari jendela , melukai diri sendiri di atas pecahan kaca , atau terjebak dalam kabel dari jendela nuansa atau tirai . Bantalan bumper harus aman terikat dengan buaian , harus ada minimal enam senar dasi merata ditempatkan yang mencegah anak-anak merangkak ke pembukaan dan menyesakkan, pastikan string dasi kurang dari 12 inci sehingga anak-anak tidak mencekik di dalamnya.
Ketika kursi tinggi yang digunakan dalam perawatan anak, mereka harus memiliki tali pengaman yang berlangsung antara kaki dan di sekitar pinggang . Kaki harus memiliki dasar yang cukup luas sehingga kursi tinggi tidak akan terbalik . jika cat yang digunakan pada kursi tinggi , itu harus bebas timah .
d.      Sarana Prasarana Perangkat Pembelajaran Indoor
Perangkat sarana prasarana di ruang tertutup diisi berbagai fasilitas permainan indoor, seperti balok dengan berbagai aturan, bola, benda menyerupai binatang, mobil-mobilan, dan lain sebagainya. Saran prasarana ini akan merangsang kreativitas anak dengan memberdayakan sarana prasarana yang ada diruangan tersebut.
Berikut ini adalah beberapa jenis alat permainan yang perlu disediakan di dalam ruang atau aula tempat bermain anak, diantaranya:
·         Balok dengan berbagai ukuran
·         Balok yang terbuat dari gabus atau kain
·         Balok susun dengan ukuran beraturan, dari yang kecil sampai yang besar
·         Mozaik
·         Benda-benda berbentuk geometri
·         Papan berwarna-warni dengan beranekaragam bentuk
·         Menara susun beranekaragam bentuk, misal: menara gelang, menara kubus, dsb.
·         Berbagai gambar bertema yang lengkap, misalnya: gambar dengan tema binatang, bangunan, dsb.
·         Balok berbentuk huruf dan bilangan.
Masih banyak lagi alat permainan yang dapat disediakan di aula atau ruangan tertutup sebagai kawasan bebas bergerak untuk aak. Disamping kompleksitas alat bermain diruang tertutup (aula), hal yang perlu diperhatikan adalah penataan atau pengelolaannya.

2.      Keselamatan Anak Dalam Lingkungan Belajar Outdoor
Autdoor adalah suatu kegiatan yang dilakukan diluar ruangan kelas dan dapat di lakukan di alam terbuka yang mempunyai tempat luas.
Bermain outdoor bagi anak usia dini sangat penting, karena kegiatan diluar ruangan ini sangatlah menyenangkan. Sebagaian profesional dalam bidang anak usia dini sepakat bahwa bermain dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional dengan penekanan pada berbagai aspek perkembangan tergantung pada fokusnya dan program kegiatan yang diberikan. Frost dan Worthman 1966 merangkum bagaimana masing-masing aspek perkembangan dapat ditingkatkan melalui kegiatan bermain dan mengkalsifikasikan  tipe-tipe materi yang cocok untuk masing-masing perkembangan anak. dan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak-anak berkembang di semua bidang perkembangan sehingga menuntut  orang dewasa berhati-hati dalam mengatur dan merancang kegiatan outdoor dengan memperhatikan septi (keamanan) .
Tempat outdoor juga haruslah mempunyai estetika harus menyenangkan, ruang outdoor harus menarik indra. Talbot dan Frost 1966 setiap desaian dalam outdoor haruslah dipertimbangkan tempat bermain yang menstimulus rasa tabjub dan kepekaan indra anak, hal ini akan berpengaruh terhadap motivasi anak untuk beraktivitas yang akhirnya meningkatkan kepekaan rasa anak dalam menyerap estetika.
a.       Tujuan Anak Belajar Outdoor
Dalam kurikulum lingkungan  bermain outdoor adalah hal yang memerlukan perhatian yang sama dengan kegiatan di dalam kelas yang memperhatikan sofat emosional, sosial, ekonomi, kognitif dan fisik :
1.      Tujuan Perkembangan Emosional
·         Membuat suatu keputusan yang diambilnya sendiri.
·         Merencanakan dan memiliki banyak ide dalam segala bentuk permainan yang di berikan.
·         Memecahkan masalah dari setiap permainan yang diberikan oleh guru pembimbingnnya, seperti membuat terowongan dibukit  pasir dan dapat melakukan perpindahan permainan dari satu permainan ke permainan yang lain.
·         Menggali pengalaman melalui berbagai peran dan kegiatan bermain.
·         Dapat bekerjasama dengan teman-teman sepermainannya.
·         Mengembangkan pemahaman konsep awal dalam bidang matematika
·         Memperkaca kosa kata  dalam berdialog.
2.      Tujuan Perkembangan Fisik
·         Mengembangkan motorik kasar dalam setiap kegiatan permainan sehari-hari. Seperti mendaki, bergelayutan, melompat, loncat tali dan berlari-lari
·         Mengembangkan motorik halus seperti bermainan dengan air dan pasir, menggambar, melukis, mengumpulkan benda-benda kecil.
·         Menambah koordinasi  gerakan dengan  mata dan tangan.
·         Mengatur keseimbangan badan dalam melakukan kegiatan dalam permainan
·         Menambah kesadaran akan ruang dan tempat tempat bermain.
·         Menunjukan ketekunan dan ketahanan dalam melakukan kegiatan bermain dari sarana yang digunakan.
3.      Tujuan Perkembangan Kognitif
·         Membuat suatu keputusan yang diambilnya sendiri.
·         Merencanakan dan memiliki banyak ide dalam segala bentuk permainan yang di berikan.
·         Memecahkan masalah dari setiap permainan yang diberikan oleh guru pembimbingnnya, seperti membuat terowongan dibukit  pasir dan dapat melakukan perpindahan permainan dari satu permainan ke permainan yang lain.
·         Menggali pengalaman melalui berbagai peran dan kegiatan bermain.
·         Dapat bekerjasama dengan teman-teman sepermainannya.
·         Mengembangkan pemahaman konsep awal dalam bidang matematika
·         Memperkaca kosa kata  dalam berdialog.
     
b.      Sarana Prasaran Perangkat Pembelajaran Outdoor
Selain sarana prasarana dalam ruang atau indoor, lembaga PAUD juga harus melengkapi sarana prasarana di ruang terbuka (outdoor atau lapangan). Isinya sama, yakni berbagai fasilitas pembelajaran atau permainan. Hanya saja, bentuk dan jenisnya lebih bervariasi sesuai dengan kondisi di luar ruangan yang ada. Jadi, selain memfasilitasi sarana prasarana pada ruang tertutup atau aula, juga harus disediakan sarana prasarana permainan di ruang terbuka atau lapangan.
Ruang terbuka juga bisa menjadi wahana empiris terhadap beberapa alat permainan yang terdapat dalam ruang tertutup. Sekedar contoh, jika di dalam ruang telah terdapat berbagai gambar bertema, maka di alam terbuka anak dapat menyaksikan bahkan bersentuhan secara langsung mwrupakan wujud nyata berbagai lukisan di dalam aulanya. Sehingga anak-anak bisa melihat secara langsung, menyentuh secara nyata (jika memungkinkan), mendengar suara aslinya, bahkan mencium aroma berbagai binatang tersebut. Tentu hal ini mampu meningkatkan fungsi panca indra anak secara maksimal.
Daya tarik lapangan atau ruang terbuka bagi anak adalah perlengkapan berbagai edukatif yang sangat bervariatif, seperti: menara, bola dunia, bak pasir, roda berputar, dan lain sebagainya. Secara terperinci beberapa alat permainan edukatif yang selayaknya tersedia diruang terbuka sebagai berikut:
·         Kursi jungkit yang menyerupai kuda-kudaan.
·         Kolam renang dengan kedalaman 60- 80 cm
·         Papan luncur di sebelah koalm renang yang bentuknya menyerupai gajah
·         Ban mobil bekas yang sudah di cat untuk digelindingkan
·         Titian berbentuk binatang yang beragam
·         Papan jungkit dari kayu
·         Ayunan kursi dan ayunan gantung
·         Bola dunia untuk bermainan memanjat
·         Anyaman tali besar (tampar)
·         Terowongan buatan atau gorong-gorong, dan lain-lain.
Walaupun ruang terbuka sebagai ruang belajar telah dilengkapi dengan berbagai permaian yang disebutkan di atas, tetapi tetap saja tidak akamampu mewakili alam terbuka secara luas. Jika ruang terbuka (lapangan) pada khususnya dan alam bebas pada umumnya hendak dijadikan sebagai sumber belajar dan area bermain bagi anak, maka syarat yang tidak boleh diabaikan adalah faktor keamanan. Guru dan orang tua harus bisa menjamin dan memastika suatu area, baik lapangan atau alam terbuka bebas dari tumbuhan liar, binatang berbisa, dan benda-benda tajam lainnya, sehingga anak dapat bermain bebas dan sesuka hatinya tanpa ada rasa takut terhadap benda-benda di alam terbuka tersebut.
Walaupun demikian, pendampingan guru dan orangtua tetap diperlukan. Mengingat kreativitas anak di alam terbuka sangat sulit dikendalikan. Dalam hal ini, Sudono (2006)  memberikan rekomendasi bahwa perbandingan antara guru dan jumlah anak ketika karya wisata adalah 1 banding 5. Artinya setiap satu guru maksimal mendampingi 5 anak.
Satu hal yang tidak boleh diabaikan dalam sarana prasarana pembelajaran, baik di ruang tertutup maupun terbuka adalah, bahwa system layanan pembelajaran harus mengakomodasi kemampuan, minat, dan kebutuhan anak. Sebab, hal ini akan menimbulkan rasa aman dan nyaman dalam setiap mengikuti aktivitas pembelajaran.

3.      Manajemen Perawatan Sarana Prasarana dan Penggunaan
Bagian ini membahas manajemen perawatan sarana prasarana, khususnya berbagai permainan edukatif, baik indoor maupun outdoor. Karena manajemen ini dianggap lebih penting dari pada manajemen yang lain, seperti gedung, mengingat sirkulasi penggunaan relative riskin.
Disamping itu manajemen perawatan sarana prasarana, khususnya permainan edukatif baik indoor maupun outdoor sangat berkaitan awet tidaknya sebuah alat permainan edukatif. Bahkan merawat jauh lebih penting dari pada membuat. Pengelolaan alat permainan edukatif yang baik akan membuat anak senang bermain dan betah untuk menyelesaikan berbagai permainannya. Menutut Cherry Clare, lingkungan sekolah mempengaruhi motivasi bermain anak (Clare, 1972). Oleh karena itu menata atau mengatur alat permainan sedemikian rupa sehingga menarik simpati anak sangat diperlukan. Dengan begitu anak akan senang bermain dan belajar di sekolah.
Beberapa aspek penting dalam pengelolaan alat permainan edukatif adalah perencanaan, pengadaan, perawatan atau pengawetan, penggunaan, dan evaluasi sekaligus penghapusan.



SUMBER :

Aisyah, Siti. 2005. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka
Anggani, Sudono. 2000. Sumber Belajar dan Alat permainan. Jakarta : Grasindo
Arikunto, Suharsimi. (1992). Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta : Rajawali.

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Template by:

Free Blog Templates