Jumat, 20 Februari 2015

Keamanan Dan Keselamatan Anak Dalam Lingkungan Indoor Dan Outdoor



KEAMANAN DAN KESELAMATAN ANAK DALAM LINGKUNGAN BELAJAR INDOOR DAN OUTDOOR
Lingkungan belajar baik didalam kelas maupun diluar kelas merupakan isu yang selalu mendapat perhatian khusus dalam penyelenggaraan pendidikan TK, karena lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik mempengaruhi prilaku manusia. Contohnya adalah pengaturan rumah. Rumah yang bersih dan rapi memberikan gambaran tentang kebiasaan penghuninya yang hidup teratur dan menjaga kebersihan.
Bertitik tolak dari kesadaran bahwa anak belajar dari interaksinya dengan lingkunag disekitarnya dan proses belajar berjalan secara positif dan produktif maka pengaturan lingkungan belajar anak perlu mendapat perhatian secara khusus.
Keberhasilan pelaksanaan program untu pendidikan di TK sangat tergantung dari cara pengaturan lingkungan belajar dan bermain serta penggunaan alat permainan baik didalam kelas maupun didalam kelas. Kesenangan anak didik untuk bersekolah dipengaruhi oleh lingkungan sekolah, maka pengaturan lingkungan, alat permainan pada khususnya, dan sumber belajar pada umumnya harus rapi menarik dan dengan efisiensi yang tinggi sehingga dapat dinikmati dan dirasakan oleh anak.
Tk  atau satuan Paud lain nya perlu di diseain agar menarik dan fungsional untuk bermain dan belajar. menurut ki hajar dewantara,Tk/Paud sebaiknya dirancang sehingga merupakan “taman” bagi anak. Tk,Play group atau tempat bermain perlu dirancang sebaik mungkin agar aman ,nyaman,dan kondusif untuk belajar anak .aman nyaman dan kondusif merupakan tiga kriteria utama dalam merancang tk .
Keamanan perlu mendapat perhatian utama.jangan sampai anak mendapat musibah karena tidak amannya lingkungan tk.untuk itu perlu ada sistem keamanan untuk menghidari masuk nya orang lain yang ingin berbuat jahat .

1.      Keselamatan Anak Dalam Lingkungan Belajar Indoor
Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya / kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat  diduga dan tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan keamanan adalah keadaan aman dan tentram.

a.       Kebijakan Keamanan Indoor
Lingkungan indoor meliputi banyak tingkat yang dapat menimbulkan risiko . Bahaya datang dari barang-barang rumah tangga, mainan , hewan , kompor dan peralatan lainnya dapur , furnitur anak-anak , makanan , senjata api , perapian , cat . Keramik, obat-obatan , tanaman , outlet listrik dan kabel , antara lain. Risiko dalam ruangan lainnya termasuk praktik yang tidak aman pengasuh , kondisi dimonitor , dan perilaku anak-anak berdasarkan tingkat perkembangan , kemampuan fisik , dan kesehatan emosional. Anak pengasuh harus memiliki kesadaran semua aksesori , perilaku , dan kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan atau cedera . Pengasuh juga harus sesuai dengan semua peraturan yang mempengaruhi keselamatan dalam perawatan seperti dari perizinan dan api papan .
Proses manajemen risiko lingkungan indoor harus mencakup :
·         Indoor lingkungan perawatan anak : memahami praktek-praktek keselamatan dalam ruangan dan aplikasi untuk manajemen risiko yang berlaku untuk spesifik lingkungan penitipan anak.
·         Peralatan keselamatan didalam ruangan : praktek untuk mencegah cedera dan mengelola keamanan pada peralatan dalam ruangan.
·         keselamatan mainan : praktek untuk mencegah cedera , menghapus mainan yang tidak aman , dan seleksi mengelola mainan untuk anak-anak dalam perawatan.
·         Keselamatan Interpersonal : strategi untuk mengembangkan pedoman untuk keselamatan interpersonal dan manajemen konflik bagi anak-anak dalam perawatan.
·         Pengendalian racun : strategi untuk mengembangkan pedoman untuk pencegahan racun dan perlindungan dalam perawatan anak.
·         pencegahan api dan kebakaran : strategi pendidikan dan promosi untuk model api yang baik dan membakar perilaku dan praktek pencegahan.
·         Implikasi bagi pengasuh : metode dan praktek pelaksanaan pendidikan, pengawasan , pengamatan , dan memanfaatkan sumber daya luar

b.      Perangkat Keselamatan
Alat pengaman harus hadir dimanapun berlaku dalam lingkungan perawatan anak dalam ruangan . Semua soket dinding harus ditutup dengan colokan yang permanent. Semua laci yang dapat ditarik keluar dan jatuh ke kepala anak atau tubuh bagian atas harus memiliki selot keselamatan di dalamnya yang membuat mereka aman . Semua pintu yang dapat mengakibatkan bahaya harus ditutup dan dikunci . Gerbang keamanan untuk mencegah anak-anak yang merangkak naik atau jatuh dari tangga.
c.       Peralatan Keselamatan Dalam Ruangan
Peralatan yang digunakan dalam perawatan anak harus kokoh dan bebas dari benda tajam atau sudut , serpihan , paku atau baut menonjol , bagian berkarat longgar, bagian-bagian kecil yang berbahaya , atau cat yang mengandung timbal ( APHA & AAP , 2002 ) . Furniture harus tahan lama , mudah dibersihkan , dan di mana ukuran yang tepat , anak. Peralatan harus ditempatkan agar anak memiliki cukup kebebasan gerakan untuk mencegah kecelakaan dan tabrakan dengan peralatan dan satu sama lain . Lihat untuk mencari 2-3 untuk penempatan peralatan yang tidak tepat dan penempatan yang tepat dari peralatan yang sama .
jangan pernah meninggalkan boneka mainan besar dalam buaian . Jangan menempatkan tempat tidur dekat jendela karena anak-anak dapat jatuh dari jendela , melukai diri sendiri di atas pecahan kaca , atau terjebak dalam kabel dari jendela nuansa atau tirai . Bantalan bumper harus aman terikat dengan buaian , harus ada minimal enam senar dasi merata ditempatkan yang mencegah anak-anak merangkak ke pembukaan dan menyesakkan, pastikan string dasi kurang dari 12 inci sehingga anak-anak tidak mencekik di dalamnya.
Ketika kursi tinggi yang digunakan dalam perawatan anak, mereka harus memiliki tali pengaman yang berlangsung antara kaki dan di sekitar pinggang . Kaki harus memiliki dasar yang cukup luas sehingga kursi tinggi tidak akan terbalik . jika cat yang digunakan pada kursi tinggi , itu harus bebas timah .
d.      Sarana Prasarana Perangkat Pembelajaran Indoor
Perangkat sarana prasarana di ruang tertutup diisi berbagai fasilitas permainan indoor, seperti balok dengan berbagai aturan, bola, benda menyerupai binatang, mobil-mobilan, dan lain sebagainya. Saran prasarana ini akan merangsang kreativitas anak dengan memberdayakan sarana prasarana yang ada diruangan tersebut.
Berikut ini adalah beberapa jenis alat permainan yang perlu disediakan di dalam ruang atau aula tempat bermain anak, diantaranya:
·         Balok dengan berbagai ukuran
·         Balok yang terbuat dari gabus atau kain
·         Balok susun dengan ukuran beraturan, dari yang kecil sampai yang besar
·         Mozaik
·         Benda-benda berbentuk geometri
·         Papan berwarna-warni dengan beranekaragam bentuk
·         Menara susun beranekaragam bentuk, misal: menara gelang, menara kubus, dsb.
·         Berbagai gambar bertema yang lengkap, misalnya: gambar dengan tema binatang, bangunan, dsb.
·         Balok berbentuk huruf dan bilangan.
Masih banyak lagi alat permainan yang dapat disediakan di aula atau ruangan tertutup sebagai kawasan bebas bergerak untuk aak. Disamping kompleksitas alat bermain diruang tertutup (aula), hal yang perlu diperhatikan adalah penataan atau pengelolaannya.

2.      Keselamatan Anak Dalam Lingkungan Belajar Outdoor
Autdoor adalah suatu kegiatan yang dilakukan diluar ruangan kelas dan dapat di lakukan di alam terbuka yang mempunyai tempat luas.
Bermain outdoor bagi anak usia dini sangat penting, karena kegiatan diluar ruangan ini sangatlah menyenangkan. Sebagaian profesional dalam bidang anak usia dini sepakat bahwa bermain dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional dengan penekanan pada berbagai aspek perkembangan tergantung pada fokusnya dan program kegiatan yang diberikan. Frost dan Worthman 1966 merangkum bagaimana masing-masing aspek perkembangan dapat ditingkatkan melalui kegiatan bermain dan mengkalsifikasikan  tipe-tipe materi yang cocok untuk masing-masing perkembangan anak. dan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak-anak berkembang di semua bidang perkembangan sehingga menuntut  orang dewasa berhati-hati dalam mengatur dan merancang kegiatan outdoor dengan memperhatikan septi (keamanan) .
Tempat outdoor juga haruslah mempunyai estetika harus menyenangkan, ruang outdoor harus menarik indra. Talbot dan Frost 1966 setiap desaian dalam outdoor haruslah dipertimbangkan tempat bermain yang menstimulus rasa tabjub dan kepekaan indra anak, hal ini akan berpengaruh terhadap motivasi anak untuk beraktivitas yang akhirnya meningkatkan kepekaan rasa anak dalam menyerap estetika.
a.       Tujuan Anak Belajar Outdoor
Dalam kurikulum lingkungan  bermain outdoor adalah hal yang memerlukan perhatian yang sama dengan kegiatan di dalam kelas yang memperhatikan sofat emosional, sosial, ekonomi, kognitif dan fisik :
1.      Tujuan Perkembangan Emosional
·         Membuat suatu keputusan yang diambilnya sendiri.
·         Merencanakan dan memiliki banyak ide dalam segala bentuk permainan yang di berikan.
·         Memecahkan masalah dari setiap permainan yang diberikan oleh guru pembimbingnnya, seperti membuat terowongan dibukit  pasir dan dapat melakukan perpindahan permainan dari satu permainan ke permainan yang lain.
·         Menggali pengalaman melalui berbagai peran dan kegiatan bermain.
·         Dapat bekerjasama dengan teman-teman sepermainannya.
·         Mengembangkan pemahaman konsep awal dalam bidang matematika
·         Memperkaca kosa kata  dalam berdialog.
2.      Tujuan Perkembangan Fisik
·         Mengembangkan motorik kasar dalam setiap kegiatan permainan sehari-hari. Seperti mendaki, bergelayutan, melompat, loncat tali dan berlari-lari
·         Mengembangkan motorik halus seperti bermainan dengan air dan pasir, menggambar, melukis, mengumpulkan benda-benda kecil.
·         Menambah koordinasi  gerakan dengan  mata dan tangan.
·         Mengatur keseimbangan badan dalam melakukan kegiatan dalam permainan
·         Menambah kesadaran akan ruang dan tempat tempat bermain.
·         Menunjukan ketekunan dan ketahanan dalam melakukan kegiatan bermain dari sarana yang digunakan.
3.      Tujuan Perkembangan Kognitif
·         Membuat suatu keputusan yang diambilnya sendiri.
·         Merencanakan dan memiliki banyak ide dalam segala bentuk permainan yang di berikan.
·         Memecahkan masalah dari setiap permainan yang diberikan oleh guru pembimbingnnya, seperti membuat terowongan dibukit  pasir dan dapat melakukan perpindahan permainan dari satu permainan ke permainan yang lain.
·         Menggali pengalaman melalui berbagai peran dan kegiatan bermain.
·         Dapat bekerjasama dengan teman-teman sepermainannya.
·         Mengembangkan pemahaman konsep awal dalam bidang matematika
·         Memperkaca kosa kata  dalam berdialog.
     
b.      Sarana Prasaran Perangkat Pembelajaran Outdoor
Selain sarana prasarana dalam ruang atau indoor, lembaga PAUD juga harus melengkapi sarana prasarana di ruang terbuka (outdoor atau lapangan). Isinya sama, yakni berbagai fasilitas pembelajaran atau permainan. Hanya saja, bentuk dan jenisnya lebih bervariasi sesuai dengan kondisi di luar ruangan yang ada. Jadi, selain memfasilitasi sarana prasarana pada ruang tertutup atau aula, juga harus disediakan sarana prasarana permainan di ruang terbuka atau lapangan.
Ruang terbuka juga bisa menjadi wahana empiris terhadap beberapa alat permainan yang terdapat dalam ruang tertutup. Sekedar contoh, jika di dalam ruang telah terdapat berbagai gambar bertema, maka di alam terbuka anak dapat menyaksikan bahkan bersentuhan secara langsung mwrupakan wujud nyata berbagai lukisan di dalam aulanya. Sehingga anak-anak bisa melihat secara langsung, menyentuh secara nyata (jika memungkinkan), mendengar suara aslinya, bahkan mencium aroma berbagai binatang tersebut. Tentu hal ini mampu meningkatkan fungsi panca indra anak secara maksimal.
Daya tarik lapangan atau ruang terbuka bagi anak adalah perlengkapan berbagai edukatif yang sangat bervariatif, seperti: menara, bola dunia, bak pasir, roda berputar, dan lain sebagainya. Secara terperinci beberapa alat permainan edukatif yang selayaknya tersedia diruang terbuka sebagai berikut:
·         Kursi jungkit yang menyerupai kuda-kudaan.
·         Kolam renang dengan kedalaman 60- 80 cm
·         Papan luncur di sebelah koalm renang yang bentuknya menyerupai gajah
·         Ban mobil bekas yang sudah di cat untuk digelindingkan
·         Titian berbentuk binatang yang beragam
·         Papan jungkit dari kayu
·         Ayunan kursi dan ayunan gantung
·         Bola dunia untuk bermainan memanjat
·         Anyaman tali besar (tampar)
·         Terowongan buatan atau gorong-gorong, dan lain-lain.
Walaupun ruang terbuka sebagai ruang belajar telah dilengkapi dengan berbagai permaian yang disebutkan di atas, tetapi tetap saja tidak akamampu mewakili alam terbuka secara luas. Jika ruang terbuka (lapangan) pada khususnya dan alam bebas pada umumnya hendak dijadikan sebagai sumber belajar dan area bermain bagi anak, maka syarat yang tidak boleh diabaikan adalah faktor keamanan. Guru dan orang tua harus bisa menjamin dan memastika suatu area, baik lapangan atau alam terbuka bebas dari tumbuhan liar, binatang berbisa, dan benda-benda tajam lainnya, sehingga anak dapat bermain bebas dan sesuka hatinya tanpa ada rasa takut terhadap benda-benda di alam terbuka tersebut.
Walaupun demikian, pendampingan guru dan orangtua tetap diperlukan. Mengingat kreativitas anak di alam terbuka sangat sulit dikendalikan. Dalam hal ini, Sudono (2006)  memberikan rekomendasi bahwa perbandingan antara guru dan jumlah anak ketika karya wisata adalah 1 banding 5. Artinya setiap satu guru maksimal mendampingi 5 anak.
Satu hal yang tidak boleh diabaikan dalam sarana prasarana pembelajaran, baik di ruang tertutup maupun terbuka adalah, bahwa system layanan pembelajaran harus mengakomodasi kemampuan, minat, dan kebutuhan anak. Sebab, hal ini akan menimbulkan rasa aman dan nyaman dalam setiap mengikuti aktivitas pembelajaran.

3.      Manajemen Perawatan Sarana Prasarana dan Penggunaan
Bagian ini membahas manajemen perawatan sarana prasarana, khususnya berbagai permainan edukatif, baik indoor maupun outdoor. Karena manajemen ini dianggap lebih penting dari pada manajemen yang lain, seperti gedung, mengingat sirkulasi penggunaan relative riskin.
Disamping itu manajemen perawatan sarana prasarana, khususnya permainan edukatif baik indoor maupun outdoor sangat berkaitan awet tidaknya sebuah alat permainan edukatif. Bahkan merawat jauh lebih penting dari pada membuat. Pengelolaan alat permainan edukatif yang baik akan membuat anak senang bermain dan betah untuk menyelesaikan berbagai permainannya. Menutut Cherry Clare, lingkungan sekolah mempengaruhi motivasi bermain anak (Clare, 1972). Oleh karena itu menata atau mengatur alat permainan sedemikian rupa sehingga menarik simpati anak sangat diperlukan. Dengan begitu anak akan senang bermain dan belajar di sekolah.
Beberapa aspek penting dalam pengelolaan alat permainan edukatif adalah perencanaan, pengadaan, perawatan atau pengawetan, penggunaan, dan evaluasi sekaligus penghapusan.



SUMBER :

Aisyah, Siti. 2005. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka
Anggani, Sudono. 2000. Sumber Belajar dan Alat permainan. Jakarta : Grasindo
Arikunto, Suharsimi. (1992). Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta : Rajawali.

Energi Dalam Makanan



A.    Energi Dalam Makanan
Kebutuhan energi (atau kalori) dapat dipenuhi melalui asupan karbohidrat, lemak, dan atau protein dalam makanan. Energi  diperlukan  manusia  untuk  bergerak  atau  melakukan  pekerjaan  fisik dan juga menggerakkan proses-proses dalam tubuh seperti sirkulasi darah, denyut jantung,  pernafasan,  percernaan,  dan  proses-proses  fisiologis  lainnya.  Tubuh manusia  untuk  bisa  bekerja  dan  memanaskan  tubuhnya  harus  selalu  disuplai dengan  makanan.  Makanan  merupakan  sumber  energi namun  tidak  semua  energi  yang terkandung di dalamnya dapat diubah oleh tubuh ke dalam tenaga kerja akan tetapi sisanya  diubah  menjadi  panas.  Apabila  badan  kita  tidak  melakukan  kerja  fisik maka  energi  yang  dibebaskan  oleh  makanan  seluruhnya  diubah  menjadi  panas yang  kemudian  dikeluarkan  dari  tubuh. 
Banyaknya  energi  yang  dihasilkan  oleh makanan dapat diukur atau ditentukan dengan:
a.       Cara langsung yaitu dengan memakai alat yang disebut “Bomb Calorimeter”.
b.      Cara  tak  langsung  yaitu  dengan  perhitungan  kadar  karbohidrat,  lemak,dan
protein.
Unit  untuk  mengukur  energi  adalah  kalori  (=kal)  dimana  satu  kalori menyatakan  banyaknya  panas  yang  dipakai  untuk  menaikkan  suhu  satu  liter  air setinggi  satu  derajat  Celsius.  Dalam  Bomb  Calorimeter  oksidasi  1  gram karbohidrat menghasilkan 4.1 Kalori,1 gram lemak 9.45 Kalori, dan 1 gram protein 5.65  Kalori.  Di  dalam  tubuh  baik  karbohidrat,lemak,maupun  protein  tidak seluruhnya  dapat  terbakar,karena  adanya  kehilangan-kehilangan  dalam  proses pencernaan  dan  ekskresi.  Karena  itu  oleh  Atwater  dan  Bryant  disarankan  agar dilakukan  reduksi  sebanyak  2%  untuk  karbohidrat,5  %  untuk  lemak,  dan  29,2% untuk protein,sehingga setelah dihitung dengan pembulatan-pembulatan diperoleh angka sebagai berikut:
1 gram karbohidrat ………………………………… 4 Kalori
1 gram lemak ……………………………………… 9 Kalori
1 gram protein …………………………………….. 4 Kalori
Angka-angka  tersebut  kemudian  dikenal  sebagai  “Faktor  Atwater”  yang  biasa
digunakan dalam memperhitungkan nilai energi makanan atau bahan makanan.


Kecukupan energi dalam sehari menurut usia
Umur
(tahun)
Kecukupan energi (Kkal/kgBB)
Laki-laki
Perempuan

0-1
110-120
110-120
1-3
100
100
4-6
90
90
6-9
80-90
60-80
10-14
50-70
40-55
14-18
40-50
40

Distribusi Energi
Sumber
Distribusi energi (%)
Bayi dan balita
Dewasa
Protein
9-15
10-15
Karbohidrat
45-55
60-70
Lemak
35-45
20-25

B.     Penyakit Keracunan Makanan
Keracunan makanan atau food poisoning dalahpenyakit gastroenteritisakut yang hampir terjadi setiap saat di Indonesia.hal ini disebabkab karena makanan terkotaminasi oleh bakteri hidup atau oleh toksin yang di hasilkannya atau oleh zat-zat anorganik dan racun yang berasal dari tanaman atau binatang.
Karateristik keracunan makanan okeh bakteri berupa penderita menyantap makanan yang sama, menyerang banyak orang dalam waktu yang bersamaan,sumber penyebabnya sama, dan gejala yang mirip orang satu dengan lainnya.keracunan makanan yang di sebabkan tidak oleh bakteri biasanya memiliki  selalu menunjukan gejala yang sama, dan tidak pada waktu yang bersamaan, namun tetap membahayakan kesehatan manusia.
keracunan mekanan berdasarkan penyebabnya di bedakan atas dua yaitu :
1.      Keracuan makanan akibat bakteri (bacterial food poisoning)
·         Salmonella food poisoning
Adalah penyakit zoonosis (berasal dari hewan) yang terdapat dimana-mana, ditularkan kepada manusia melelui ternak yang terkontaminsi , seperti daging, susu, telur, atau terkontaminasi oleh urin atau feses tikus. Mikroorganisme ini berkembang  baik didalam usus dan menimbulkan gejala penyakit gastroenteritis akut brrupa mual, muntah, diare, sakit kepala, nyeri abdominal, dan demam.
·         Stephylococcal food poisoning
Keracunan makanan yang disebabkan oleh enterotocsin yang dihasilkan oleh sterphylococcus aureus. Kuman stafilococuus akan mati pada saat makanan dimasak, tetapi enterotoksin tahan panas pada suhu 100º C selama beberapa menit. Stafilococcus banyak ditemikan didalam tubuh, seperti hidung, tengorokan dan kulit manusia serata debu pada kamar dan menyebabkan infeksi pada manusia dan binatang. Ditemukan pada makanan , seperti salads, susu dan makanan lain yang telah terkontaminasi oleh bakteri ini. Masa inkubasi relatif pendek 1-6 jam karen disebabkan oleh toksin.
·         Botulisme
Penyakit gastroenteritis akut yang disebabkan oleh eksotoksin  yang dihasilkan oleh clostridium botulinum . bakteri ini bersifat anaerobik , banyak ditemukan ditanah, debu dan dalam saluran usus binatang dan berbentuk spora dalam makanan kaleng.masa inkubasi cepat selama 12-36 jam, gejala penyakit ini berbeda  dengan yang lain karena eksotoksis bekerja pada sistem syaraf parasimpatis berupa  gejala gastrointestinal ringan, akan tetapi yang dominan adalah  disfagia, diplopia, ptosis, disartria, kelemahan pada otot dan kadang-kadang kuadriplegia, demam biasa, tidak ada penurunan kesadaran namun fatal . kematian terjadi pada waktu 4-8 hari disebabkan kegagalan pernafasan dan jantung.
·         Cl. Perfringens food poisoning
Mikroorganisme clostridium perfrigens(Cl. wechii) ditemukan pada kotoran manusia dan hewan , tanah, air dan udara. Penularan terjadi pada umumnya pada penyantapan makanan. Berupa daging hewan ternak yang sudah dimasak selama 24 jam atau lebih dan kemudian dipanaskan kembali sebelum dimakan. Maka inkubasi selama 6-24 jam patogenesis Cl. Pertrigens belum banyak diketahui. Bakteri ini berkembang biak pada suhu 30ºC  dan memproduksi berbagai macam toksi seperti alfa toksin dan beta toksin. Dan diduga alfa toksin  adalah eksotoksin penyebab penyakit dan Cl. Pertrigens banyak di dalam makanan yang menyebabkan  keracunan makanan. Gejala klinis berupa nyeri perut, diare, lesu dan sufebris.  Mual dan muntah jarang terjadi , cepat sembuh dan tidak fatal.
2.      Keracunan makanan tidak diakibatkan oleh bakteri (non-bacterial food poisoning)
a.       Keracunan oleh tumbuh-tumbuhan
·         Keracunan singkong
Ada jenis singkong yang di jadikan bahan tepung sagu yang mengandung asam sianida yang beracun  sehingga perlu proses yang lebih dan baru bisa dimakan setelah menjadi tepung. Gejala yang timbul berupa mual, muntah, pernafsan cepat dan sianosis dan kesadaran menurun sampai koma
·         Keracunan Jengkol
Apa bila jengkol dikosumsi secara berlebihan akan mengakbatkan penumpukan dan mengkristal asam jengkol di ginjal sehingga menyebabkan rasa mual, muntah, nyiri perut hilang timbul  sangat mirip dengn kolik ureter, merasa skit bila buang air kecil, kencing berbau jengkol, dan dapat terjadi uremia dan kematian
·         Datura stromonium (APEL)
Mengandung stromonium  alkaloida . gejala klinik mirip denga keracunan atropin. tiadak ada terapi-terapi yang spesifik untuk racun-racun ini. Gejala ganguan saraf perifer yang ditimbulakn oleh atropin dapat diantagonis dengan  pilokarpin, tapi tidak berpengaruh pada gejala gangguan otak . untuk mengeluarka racun dapat dilakukan dengan  induksi muntah untuk mengosongkan lambung atau melakukan bilasan pada lambung.
b.      Keracuan kearng dan ikan laut
Gejalanya dapat terjadi 30 menit atau kurang setelah makan makanan tersebut, berupa kemerah- merahan pada muka, dada, lengan, gatal-gatal, urtikaria, angioderma, edema, takikardi, sakit perut dan diare, serta dalam ganguan berat dapat terjadi ganguan pernafasan.
c.       Keracunan bahan-bahan kimia
Bahan-bahan kimia yang dapat meninmulkan keracunan antara lain : berupa zat pewarna makanan , logam berat, bumbu penyedap dan bahan pengawet. Atau zat kimia yang beracun yang ada dalam makanan yang tidak sengaja atau tidak diketahui miasanya : natrium klorida yang disangka susu atau  barium bikarbonat yang disangka tepung.

C.    Stimulasi Gizi Pada Tumbuh Kembang Otak Dan Kecerdasan
Mengkonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otak anak harus menjadi perhatian dari para orang tua. Seperti yang dilansir dari laman situs www.depkes.go.id bahwa kecerdasan manusia sangat erat kaitannya dengan Asupan Gizi Dan Nutrisi. Seorang anak yang mengalami gangguan akibat kekurangan iodium akan mengalami kehilangan kecerdasan sebesar 10 - 50 IQ point. Pada usia diatas 1 tahun bayi sudah mulai menajamkan gerak motorik kasar dan motorik halus yang sangat didukung oleh pertumbuhan dan perkembangan otak.
Pada usia 0-3 tahun pertumbuhan sel-sel otak berlangsung sangat cepat dan pada usia 4-5 tahun pertumbuhan tersebut akan mencapai tahap sempurna.
Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak bayi adalah nutrisi atau gizi yang diberikan, terlebih pada periode percepatan pertumbuhan otak. Ada banyak zat gizi yang diperlukan untuk perkembangan otak anak bayi yaitu protein dan asam amino, AA-DHA, gangliosida, kolin, serta zat gizi mikro (zat besi, zat seng, tembaga, iodium, folat.
Selain nutrisi, stimulasi memegang peranan sangat penting dalam memaksimalkan kecerdasan anak. Stimulasi diperlukan agar hubungan antarsel syaraf otak (sinaps) dapat berkembang. Penting untuk diingat bahwa sinaps akan menghilang secara spontan bila tidak digunakan.
Menurut Pek hiem liang (1986) menyatakan bahwa perkembangan intelektual serta fisik anak  berusia 5-15 tahun  banyak dipengaruhi oleh  status gizinya selama masa prasekolah. Sel-sel otak janin telah tumbuh dan berkembang sejak bulan pertama dalam kandungan. Membelah cepat hingga 100 sel,sampai sesuai tempat dan fungsinya masing-masing.sejak kehamilan 6 bulan . sel sel itu saling berhubungan membentuk rangkaian fungsional (sirkuit) yang komplenks. Proses itu berlangsung sangat cepat dan komples hingga berusia 3 tahun dan akan melambat di usia sekolah dan remaja.
Kualitas kecerdasan anak tergantung pada pembentukan sirkuit pada saat usia 3 tahun. Kualitas sirkuit tergantung pada kualitas rangsangan yang didapat sejak usia dalam kandungan hingga usia 3 tahun pertama dan kualitas nutrisi. Oleh karena itu nutrisi dan stimulasi dini sangat penting.
Zat –zat gizi yang penting utuk perkembangan otak janin dalam kandungan antara lain :
a.       Energi
Untuk memetangkan sel-sel neuron demi kelangungan proses bekerja otak. Diperoleh dari glukosa yang dikenal sebagai energi utama, dibutuhkan 50 % glukosa untuk metabolisme otak.
b.      Protein
Sebagai pembentuk jaringan baru. Salah satu pembentuk sel-sel otak dan penghantar influs di otak. Diperoleh dari daging hewan, kacang-kacangan dan lain-lain
c.       Vitamin
Vit A : untuk pertumbuhan
Vit B1 dan B2 : penghasil energi
Vit C : sintesis protein dan penyerapan zat besi
Vit D : penyerapan kalisum
Asam posfat : untuk mengurangi NTD (neural tube defects ) atau kelainan susunan sel syaraf pusat yang dimulai minggu ke 3 kehamilan
d.      Mineral
Kalsium : Untuk pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin diperoleh dari susu, kacang-kacangan dan lain-lain.
Zae besi :  penbetukan hemoglobin, kekebalan tubuh dan proses pembentukan miyelin di otak , sumber : sayuran berwarna hijau, hati dan daging
Yodium : metabolisme energi, pembentukan hormon tiroid, perkembangan sistem saraf pusat dan pertumbuhan otak serta proses mylinisasi syaraf-syaraf otak.
e.       Asam lemak esensial
DHA (dokosaheksaenoat) dan AA (asam araakidonoat)
Sangat penting untuk perkembangan sel otak, retina dan jaringan lemak otak dan antar koneksi sel otak.
f.       Omega 3 dan omega 6
Omega 3 untuk Perkembangan otak, sel syaraf, dan indra penglihatan sedangkan omega 6 untuk membantu perkembangan otak janin
g.      Kolin
Semua nutrisi ini harus didapatkan oleh janin dalam kandungan agar perkembangan otaknya berkembang secara optimal sejak ia dalam kandungan.

Selain gizi yang harus dicukupi sejak dalam kandungan , kecukupan gizi setelah janin itu lahir juga harus dicukupi oleh ibunya.
Asi merupakan makanan pertama bayi, bayi yang baru lahir harus diberi ASI eksklusif sebaiknya sampai usia 6 bulan, baru setelah itu diberi makanan tambahan. Dan ASI memiliki seluruh kandungan gizi yang dibutuhkan untuk perkembangan sel saraf otak dan meningkatkan kecerdasan bayi. Juga dalam ASI mengandung protein yang tinggi, taurin, DHA dan AA. Taurin berfungsi untuk neurotrasmiter (pengantar rangsangan sel-sel saraf otak) dan berperan penting dalam pematangan sel otak. DHA dan AA adalah rangkaian panjang lemak tak jenuh yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak.
Dan untuk perkemabangan otak anak ada beberapa zat gizi yang berperan penting:
1.      Energi dan Protein
Energi dan protein berperan penting dalam perkembnagan otak, kekuramgan zat ini dapat menyebabkan otak anak tidak dapat berkembang secaraoptimal sehingga  mengakibat ganguan motorik dan kecerdasan.
2.      Asam lemak omega 3
Jenis banyak dikenak linilenat fungsinya Untuk perkembangan sel saraf, otak, indra penglihatan.
Sumber :sayur berwarna hijau, daging, kacang-kacangan

3.      Asam lemak omega 6
Bersama DHA berperan penting untuk perkembangan otak anak.
Sumber : minyak nabati, minyak kedelai dan minyak mata hari
4.      Asam lemak omega 9
Menyuburkan pertumbuhan  sel-sel otak dgn memanbah jumlah sel-sel otak serta menambah volume otak
Sumber : kacang-kacangan, minyak kelapa sawit ,daging
5.      DHA dan AA
Sebagai Penyusun saraf dan otak bayi, mata, pembentukan ajringan leamk otal (mylenisasia) dan interaksi antar sel saraf otak.
6.      Vit B
Vit B1 : melindungi sel-sel saraf dan jaringan sel pusat,
Vit B3 : menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf
Vit B6 : pembentuk sel darah merah dan membantu penyerapan karbohidrat, protein dan lemak
Vit B12 : pembentukan tulang belakang
7.      Zat besi(Fe)
Pembentukan sel darah merah
Sember : sayuran berwarna hijau tua, daging, hati, serelia, ikan
8.      Seng (Zn)
Membantu otak mengantar informasi genetik dalam sel, pembentuk sel-sel baru tubuh termasuk otak , kekurangan dapat menyebabkan ganguan fungsi otak dan dapat berpengaruh dalam perkembangan otak.
Sumber : hati, ayam, daging, seafood, susu, biji-bijian.

D.    Gizi Mikro dan Makro
Berdasarkan jumlah zat gizi dibedakan atas :
a.      Zat gizi makro
Adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah dengan satuan gram yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi makro yang dibutuhkan oleh tubuh adalah karbohidrat, protein dan lemak.
1.      Karbohidrat
Kekurangan
Kelebihan
·           Gula darah menurun
·           Adrenalin kurang, badan menjadi lemes, kurus
·           Untuk balita rentan terserang penyakit marasmus/busung lapar
·           Metabolisme tubuh yang lambat

·      Overweight (kelebihan berat badan) dan obesitas
·      Diabetes karena gula darah meningkat, dapat pula mengakibatkan kencing manis
·      Jantung koroner.


2.      Protein
kekurangan
Kelebihan
·                                            Terjadi penimbunan lemak yang berlebihan di hati sehingga lama-kelamaan hati bisa menjadi keras
·                                             Mengganggu pertumbuhan badan, system kekebalan dan mengurangi kemampuan sel untuk memperbaiki jariingan yang rusak
·                                            Mengganggu produksi enzim dan hormone
·                                             Terjangkitnya penyakit busung lapar atau kwashiorkor
·                                            Rambut akan rontok, karena hampir 100% rambut terdiri dari protein keratin


· Menambah berat kerja  karena ginjal harus membuang sisa metabolisme protein yang sudah tidak terpakai lagi dan jumlahnya cukup banyak
· Tulang akan kehilangan kalsium, karena banyak yang terbuang.Hal ini dapat menyebabkan penyakit osteoporosis
· Akan mengganggu jantung akibat dehidrasi
· Meningkatkan kadar keasaman darah dalam tubuh.
· Dapat menyebabkan alergi terutama pada protein hewani


3.      Lemak

Kelebihan
Kekurangan
·           Lemahnya penyerapan vitamin
·           Depresi
·           Daya ingat yang lemah
·           Sulit konsentrasi
·           Tubuh akan selalu kedinginan

·        Akan mengidap penyakit jantung koroner
·        Obesitas
·        Rentan terkena kanker karena dalam lemak terdapat karsinogen.Contoh kanker yang biasa terjadi adalah kanker payudara, prostat dan kanker usus
·         Diabetes
·        Rentan terhadap penyempitan arteri, sehingga organ vital seperti jantung,otak atau ginjal akan kekurangan darah
·        Gagal ginjal
·        Akan mengalami stroke


b.      Zat gizi mikro
Adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil  atau sedikit. Zat gizi yang termasuk zat mikro adalah mineral dan vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan mg untuk sebagian besar mineral dan vitamin. Untuk perkembangan, pertumbuhan dan kesehatan.
1.      Vitamin A
       Kekurangan Vitamin A :
·           Gangguan penglihatan buta ayam
·           Hambatan pertumbuhan
·            Turunnya kualitas kulit dan rambut
·           Gangguan pernafasan
·           Menurunnya daya tahan tubuh
·           Diare dan komplikasi campak

Kelebihan Vitamin A
·      Membebani kerja hati
·      Kulit kering bersisik
·      Pembengkakan hati
·      Iritasi kulit


2.      Vitamin B1
 Kekurangan  Vitamin B1
·         Beri-beri basah dan kering
·         Kekurangan energi otot jantung
·         Kurang nafsu makan
·         Gangguan absorbsi
·           Sakit pada bagian abdomen
·         Keletihan, lemah badan, hilang selera maka.
·          Kegelisahan, gangguan tidur.
·         Hilangnya kontrol saraf

·           Kelebihan Vitamin B1
·         Gemetar
·         Abnormalitas detak jantung


3.      Vitamin B6
Kekurangan vitamin B6
·         Kejang dan anemia.
·          Kulit bersisik
·         Gatal-gatal
·         Terganggunya pertumbuhan gigi
·         Sawan

·           Kelebihan Vitamin B6
·         Kesulitan dalam berjalan, karena mempengaruhi saraf.
·         Kaki mati rasa


4.      Vitamin B9
Kekurangan  vitamin B9
·         Mengalami gangguan kontrol buang air besar dan buang air kecil
·         Tidak bisa berjalan tegak
·         Emosi yang tinggi


5.      Vitamin B12
      Kekurangan vitamin B12
·         Anemia
·         Menurunkan daya ingat
·         Menimbulkan gangguan pendengaran
·         Hilang nafsu makan.
·         Refleks menurun
·         Menyebabkan kebodohan



6.      Vitamin C
Kekurangan  vitamin C :
·         Bibir pecah-pecah
·         Anemia
·         Gusi berdarah
·          Mudah lelah

Kelebihan vitamin C
·         Peningkatan jumlah air kencing
·          Muntah
·         Sakit kepala

7.      Vitamin D
Kekurangan vitamin D
·         Bisa memiliki kelainan tulang. Kaki O atau kaki X
·         Terlambat berjalan
·         Terhambatnya pertumbuhan
·         Lemah sendi

·      Kelebihan vitamin D
·         Dehidrasi
·          Mual
·         Hilang nafsu makan
·         Gelisah


8.      Vitamin E
   Kekurangan vitamin E
·         Rambut rontok
·         Anemia
·         Menekan produksi antibodi
·         Reflek menurun
·         Penurunan daya serap usus
·         Sulit berjalan
·          Kelemahan otot

·      Kelebihan vitamin E
·         Sakit kepala
·         Badan menjadi lemah

9.      Vitamin K
Kekurangan vitamin K
·         Gusi berdarah
·         Perdarahan pada bayi baru lahir

·      Kelebihan vitamin K
·         Sakit kuning
·          Kerusakan otak
·         Keracunan


10.  Zat besi (fe)
Kekurangan :
·         Anemia
·         Gangguan perkembangan motorik
·          Gangguan tingkah laku
·         Gangguan fungsi berfikir kognitif
·         Menurunkan daya konsentrasi dan kekebalan tubuh

·      Kelebihan Fe
·         Kerusakan usus
·           Diare
·         Keracunan


11.  Iodium
Kekurangan iodium
·         Terjadi kretinisme
·         Keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan
·         Pembesaran kelenjar tiroid.

·      Kelebihan Iodium
·         Hipertiroidisme, yaitu penyakit hipertiroidisme atau tirotoksikosis merupakan sejenis penyakit tiroid yang terlampau aktif yang menyebabkan penghasilan berlebihan hormone tiroid iaitu T4 dan T3 oleh kelenjar tiroid
















SUMBER :

Graha. Chairinniza k, 2010. 100 questions and answes. Jakata: pt elex media komputindo (Online) http://books.google.co.id
Candra, Budiman. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Jakarta : penerbitan buku kedokteran (Online) http://books.google.co.id
Ferdi , bulan Ayu, dkk.2009 . Menu Sehat Dan Permainan Kreatif Untuk Meningkatkan Kecerdasan Anak. Jakarta: gagas media (online) http://books.google.co.id
NUR_FAIZAH_ROMADONA/KES_d_GIZI/MENYUSUN_MENU.pdf, diakses tanggal 21 september 2014.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Template by:

Free Blog Templates