Jumat, 20 Februari 2015

Pengertian Diagnostik dan Tujuan Diagnostik



BAB I
PPENDAHULUAN

A.    Latar belakang
            Pentingnya stimulasipendidikan anak sejak usia dini di dukung oleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa pada umur 4 tahun,anak telah mencapai separuh dari kemampuan kecerdasannya, dan pada umur 8 tahun mencapai 80 %. Setelah umur 8 tahun, tanpa melihat bentuk pendidikannya dan lingkungan yang diperoleh, kemampuan kecerdasan anak hanya dapat diubah sebanyak 20%. Dari hasil penelitian tersebut berarti bahwa selama usia 4 tahun pertama dari kehidupan anak dan dari usia 4-8 tahun kecerdasan anak sudah berkembang sebanyak 80%. Hal ini menunjukkan betapa pesatnya pertumbuhan otak anak pada tahun-tahun tersebut.Demikian pesatnya dan pentingnya perkembangan yang terjadi pada masa-masa awal kehidupan anak sehingga masa awal ini dikatakan sebagai masa emas (golden age). Namun, tidak semua anak yang bisa tumbung dan berkembang dengan baik, ada juga anak yang mempunyai masalah dalam perkembangannya diantaranya yaitu; masalah kognitif, fisik, sosial, bahasa dan lain-lain. Jarang orang tua dan pendidik yang betul-betul memperhatikan masalah tumbuh kembang anak sesuai dengan teori yang ada, yang akhirnya berdampak terhadap perkembangan anak di masa usia lanjut. Oleh karena itu orang tua sering melakukan kesalahan dalam mendidik anak. Untuk itu, kita harus bisa mengidentifikasi masalah anak mulai dari usia dini supaya anak bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.

PENGERTIAN DAN TUJUAN DIAGNOSTIK
A.    PENGERTIAN DIAGNOSTIK
Diagnosis adalah identifikasi mengenai sesuatu. Diagnosis digunakan dalam medis, ilmu pengetahuan, teknik, bisnis, dan lain-lain.Diagnostik secara bahasa, dalam kamus bahasa Inggris dapat diartikan yang mendasarkan diagnose. Diagnostik menurut istilah adalah proses yang dilakukan oleh seseorang dalam mengamati sesuatu hal yang mendasari adanya atau terjadinya sesuatu hal. Artinya diagnostik itu adalah proses. Dilakukan dalam rangka mengamati, menganalisis, lalu mengidentifikasi, mengolah data, lantas menyimpulkan apa yang menyebabkan hal ini terjadi.
Adapun menurut Thorndike dan heagen (1955: 530-532) diagnostik dapat diartikan sebagai:
1. upaya untuk proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symptons)
2. studi yang seksama terhadap fakta tentang sesuatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan dan sebagainya yang esensial.
3. keputusan yang dicapai setelah dialkukan suatu studi yang seksama atas gejala-gejala atau fakta tentang sesuatu hal.
Diagnostik bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, seta latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan (predicting) kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya (Abin Syamsudin).
Menurut Webster diagnosis yaitu proses menentukan hakekat daripada kelainan atau ketidakmampuan dengan ujian dan melalui ujian tersebut dilakukan suatu penelitian yang hati-hati terhadap fakta-fakta untuk menentukan masalahnya.
Sedangkan menurut Harriman dalam bukunya Handbook of Psychological Term, diagnosis adalah suatu analisis terhadap kelainan atau salah penyesuaian dari simptom-simptomnya. Dapat disimpulkan bahwa diagnosis adalah suatu cara menganalisis suatu kelainan dengan mengamati gejala-gejala yang Nampak dan dari gejala tersebut dicari factor penyebab kelainan tadi.
Konsep diagnostik pada mulanya muncul dalam bidang medis (kesehatan). Diagnostik dilakukan oleh ahli medis terhadapa penyakit yang diderita oleh para pasienya. Diagnostik dilakukan untuk mencari dan menganailisa serta medapatkan hipotesa (dugaaan sementara) terkait dengan penyakit yang dialami oleh para pasiennya. Sejalan dengan kemajuan jaman dan munculnya istilah Bimbingan, konseling, maka istilah ini digunakan oleh para pembimbing ataupun konselor dalam rangka membatu proses bimbingan bagi peserat bimbingannya yang juga biasa disebut pasien.  Sebagaimana kita ketahui bahwa penggunaan istilah diagnostik dalam dunia medis sudah sangat lama, yaitu ditemukannya praktek medis, adapun penggunaan istilah diagnostik ini dalam proses bimbingan konseling muncul bersamaan dengan munculnya proses bimbingan dan konseling.
Konsep diagnostik dalam bimbingan
Berbicara tentang diagnostik dalam bimbingan, maka hal itu jelas bagi kita, bahwa dalam proses bimbingan konseling istilah diagnostik ini buka istilah yang asing aklgi, bahkan menjadi sebuah keharusan untukada, karena meruapakan bagain dari proses konselingnya.

Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostic kesulitan belajar sebagai suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajr dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data/informasi selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternative kemugkinan pemecahannya. (Abin Syamsudin)
B.     TUJUAN DIAGNOSTIK
Tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional, dan/atau sensoris neurologis) dalam pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal), yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan program pembelajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
Menurut Swassing (1985 ) dalam Moch Sholeh Y.A Ichrom,Ph.D , tujuan prosedur identifikasi adalah :
a. Merumuskan definisi
b. Menentukan spesifikasi
c. Menentukan prosedur
d. Menempatkan anak
Sedangkan menurut Rice (1985),tujuan identifikasi adalah untuk:
a. Menjabarkan karakteristik
b. Merancang niminasi
c. Menentukan alat tes dan penjaringan data
d. Mereview kasus dan menentukan program.
e. Melakukan reevaluasi.

Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan diagnosti dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut ;
1.      Guna menentukan tingkat pengetahuan awal siswa
2.      Kemudian guru dapat menentukan tujuan pengajaran realities dan tetap menantang untuk dicapai.
3.      Guru dapat mengetahui tingakat keberhasilan mengajarnya,dan untuk mendapatkan informasi tentang kelemahan dalam penyampaian pengajarannya agar dapat diupayakan pernaikannnya.
4.      Agar siswa dapat mengetahui bagian atau segi apa yang masih belum dikuasainya dan mengapa bagian atau segi itu belum dikuasainya.
Selanjutnya kita akan menguraikan operasional proses diagnostic dari teori abin syamsudin sebagaiman berikut ini:
1.      Identifikasi kasus
Pada tahap ini seorang guide ataupun konselor, dalam hal ini, juga bisa guru, melakukan penandaan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Laternatif yang bisa digunakan untuk melihat prestasi siswa yang bersangkutan bisa dengan instrmen berikut:
a. Penggunaan catatan waktu belajar efektif
b. Penggunaan catan kehadiran (presesnsi) dan ketidakhadiran (absensi)
c. Penggunaan catatan atau bagan partisipasi dalam proses belajar
d. Pengginaan catatan dan bagan sosiometrik

2.      Identifiaksi masalah
Selanjutnya guru bisa menandai dan melokalisasi letaknya kesulitan yang dialami siswa.
Bisa berupa pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan sebagaicontoh:
a)      Pada matapelajaran mana kala kesulitan itu terjadi?
b)      Pada kawasan tujuan belajan manahakah kesulitan itu terjadi?c. Pada bagian ruang lingkup bahan yang manakah kesulitan itu terjadi?
c)      Dalam segi-segi proses belajar ya manakah kesulitan itu terjadi?

3.      Identifikasi factor penyebab kesulitan Kemudian menandia jenis dan karakteristik kesulitan dengan factor penyebabnya.
4.       Prognosis
Proses selanjutnya mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkina penyembuhan.
Kita bisa mengklasifikasikan dari 2 contoh kasus dengan pendekatan yang berbeda, diantaranya:
a.        Kasus kelompok
-           Kesimpulan, Meliputi: Kasus dan permasalahannya Sumber dan factor penyebabnya
-          Perkiraan dan saran kemungkinan cara pemecahannya, meliputi:
Kemungkinan dapat tidaknya kesulitan itu diatas
-          Memperhatikan alternative kesimpulan
-          Mengidentifikasi berbagai permasalahanya
b.       Kasus individu
-          Kesimpulan, Meliputi: Kasus dan permasalahannya Sumber dab factor penyebabnya
-          Perkiraan dan saran kemungkinan cara pemecahannya, meliputi: Kemungkinan dapat tidaknya kesulitan itu diatas
-          Memperhatikan alternative kesimpulan
-          Mengidentifikasi berbagai permasalahanya
-           Rekomendasi/referral
Yang terakhir membuat saran pemecahannya. Inilah tahap yang sangat menentukan. Apakah bimbingan yang kita berikan itu sudah cukup atau belum, apakah telah seuai dengan kebutuahn siswa dsb.

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Template by:

Free Blog Templates